Langsung ke konten utama

IYA, AKU MENGERTI

Kesayangan💜

[Minggu, 05 Agustus 2018]

00.01 Aku boleh ngomong sesuatu?

00.30 Maaf ya, kita udah ga bisa lanjut lagi. Aku masih ga bisa ngisi ruang hati aku sama sosok lain. Susah nerima orang yang aku jemput di kampus, aku bonceng di vespa bututku, aku ajak photobox, aku belikan taichan, aku ajak ke Farm House, aku ajak kerumah utk dikenalkan dengan mama, aku buatkan khayalan naif, dan berbagai kegiatan klasik orang saling jatuh cinta itu bukan sama dia, yg masih aku cinta. Dia masih ada di hidup aku. Kamu perempuan baik, kasian kalau harus berjuang di bayang-bayang dia. Kamu ga bisa gantikan dia. Aku ga bisa lupakan dia yang dulu pernah singgah, dan memajang nama kamu untuk menggantikan dia. Posisi dia berharga banget, aku gabisa lepas dari semuanya, dari dia. Aku ga sanggup untuk pura-pura lagi.

00.40 Maafin aku, maaf banget.
00.40 Semoga kamu mengerti
00.42 Iya aku jahat, jadikan kamu pelampiasan
00.42 Tapi
00.42 Aku sayang kamu.
00.45 Semoga kamu bisa nemu laki-laki yang lebih baik dari aku dan mau menerima kamu
00.47 Jaga diri baik-baik ya, aku pamit
00.50 Happy Anniversary yang ke setahun, maaf aku ga bisa disamping kamu lagi
01.00 Selamat malam.


 -READ-

06.00 Happy Anniv ke setahun!!!!!💛
06.05 cie cie mau ngasih kejutan ya, jd pura-pura putus dulu kan? jagoan bgt sih😂

08.15 hai? tumben belum bangun? tar ketemu ya pengen makan steak sama ngasih sesuatu nih!!💛

09.00 ko tumben belum bangun?
09.05 KENAPA FOTO KITA DI IG DIHAPUS? ADA APA?
09.18 jangan keterlaluan gini ah jahilnya! ga lucu.

16.00 ko aku telpon puluhan kali gadiangkat? ADA APA SIH INI?
16.10 ini rencana kamu kan? ini bohong kan?


20.00 jadi selama ini aku dimata kamu ga ada artinya ya?
20.10 gabisa dibicarakan baik-baik?
20.30 kamu dimana? ayo ketemu
20.35 dimana? tolong jangan berakhir kayak gini
20.35 kita udah setahun
20.36 aku diblock ya?
20.37 P
20.37 P

[Senin, 05 Agustus 2019]


00.01 Iya, aku mengerti :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CUKA

Lukanya masih basah, kau siram cuka pula. Tidak puas, masih kau siram air garam. Katanya supaya pulih Tapi masih kau tusuk jarum-jarum itu. Lukanya semakin menganga, kau masih disini. Puas melihat aku yang merangkak karena jatuh terlalu dalam? Masih tertatih aku jadinya. Iya, ada lembah yang kau ciptakan khusus untukku. Untuk aku, orang yang percaya dengan cinta. Jadi salah siapa? Salah percaya, dengan, atau cinta? Ah sudahlah, sudah berbuih aku mengutuk cinta. Lebih baik aku hardik dengan saja.

ukate

"Kekuasaan adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan" - Max Weber Berbagai gaungan dilontarkan oleh yang katanya pemangku-pemangku kebijakan untuk mewujudkan 'welfarestate'. Meskipun 'si welfarestate' ini benar-benar dijadikan suatu sistem oleh negara-negara nordik, namun negara kesejahteraan adalah tujuan semua bangsa yang secara otomatis negara sebagai pemegang kendali untuk menyejaterahkan rakyatnya. Katanya sih katanya, kampus adalah miniatur suatu sistem negara di mana ada rektor sebagai kepala negara dan warga kampus sebagai rakyatnya. Untuk membuat kebijakan sistemnya, tidak semudah mengcopy-paste makalah yang harus dikumpulkan h-1 jam (pengalaman universal mahasiswa, saya yakin kalian pernah menjadi pelakunya~). Merumuskan itu semua sangat menguras pikiran, tenaga, emosi, waktu, dan finansial yang tidak sedikit, d

BEBAS

Aku ingin bebas, membuana ke antah berantah bukan berderai air mata karena mengiris bawang merah Aku ingin bebas, memotong lidah arogansi pria berpola seksis bukan terpaksa menarik sudut bibir untuk tersenyum manis Aku ingin bebas, memikat mimpi penuh khayal bukan ketakutan dicambuk pria berdasi penuh amukan Aku ingin bebas, merajut suka menapak irama senandung budaya patriarki tanah Jawa bukan meladeni pria berselir tak berwibawa Aku ingin bebas, menghirup aroma lavender Provence dan membawanya pulang bukan menghirup arak yang berkecamuk dari pria hidung belang Bebas, bebas, bebas Kapan aku bebas dari jeruji bertirani ini? Menelisik bimbang penuh amarah, dan sekali lagi berteriak sampai serak ‘KAPAN AKU BEBAS?’ Hanya kebebasan merindukan bulan yang tak terbelenggu ini itu yang aku harap Tanpa mengemis dan mengais demi kebebasan yang aku tunggu di pusara akhir hayatku