Aku ingin bebas,
membuana ke antah berantah bukan berderai air mata karena mengiris bawang merah
Aku ingin bebas,
memotong lidah arogansi pria berpola seksis bukan terpaksa menarik sudut bibir untuk tersenyum manis
Aku ingin bebas,
memikat mimpi penuh khayal bukan ketakutan dicambuk pria berdasi penuh amukan
Aku ingin bebas,
merajut suka menapak irama senandung budaya patriarki tanah Jawa bukan meladeni pria berselir tak berwibawa
Aku ingin bebas,
menghirup aroma lavender Provence dan membawanya pulang bukan menghirup arak yang berkecamuk dari pria hidung belang
Bebas, bebas, bebas
Kapan aku bebas dari jeruji bertirani ini?
Menelisik bimbang penuh amarah, dan sekali lagi berteriak sampai serak
‘KAPAN AKU BEBAS?’
Hanya kebebasan merindukan bulan yang tak terbelenggu ini itu yang aku harap
Tanpa mengemis dan mengais
demi kebebasan yang aku tunggu di pusara akhir hayatku
membuana ke antah berantah bukan berderai air mata karena mengiris bawang merah
Aku ingin bebas,
memotong lidah arogansi pria berpola seksis bukan terpaksa menarik sudut bibir untuk tersenyum manis
Aku ingin bebas,
memikat mimpi penuh khayal bukan ketakutan dicambuk pria berdasi penuh amukan
Aku ingin bebas,
merajut suka menapak irama senandung budaya patriarki tanah Jawa bukan meladeni pria berselir tak berwibawa
Aku ingin bebas,
menghirup aroma lavender Provence dan membawanya pulang bukan menghirup arak yang berkecamuk dari pria hidung belang
Bebas, bebas, bebas
Kapan aku bebas dari jeruji bertirani ini?
Menelisik bimbang penuh amarah, dan sekali lagi berteriak sampai serak
‘KAPAN AKU BEBAS?’
Hanya kebebasan merindukan bulan yang tak terbelenggu ini itu yang aku harap
Tanpa mengemis dan mengais
demi kebebasan yang aku tunggu di pusara akhir hayatku
Komentar
Posting Komentar