Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Nang Malang

Malang melampaui Juni. Ia bertanya, "sedang mencari apa kau disini?" "hai kau sang penulis sajak!" biar kuberi tahu, Aku hanya berjengkal dan sepandang, mengaburkan lara yang bersarang dan bersemayam hirau terlarang, menjamu yang semu sampai jemu dan leburnya bertambah lemu , Ah, lupa! kuberi tahu lagi, Aku tak kuasa mengebiri bendung kecewamu, Aku payah dalam mencabik roman ironimu. jangan kau tumpah ruahkan Aku dengan amarahmu! karena Aku bukan sebab anak gembala itu pergi jauh dari ladang hatimu. Ucapan Malang mengoyak batin sang penulis sajak. tampak sang penulis sajak termenung dengan dirinya yang terkurung, menafsirkan Gunung Bromo segagah Ken Arok dengan pria rupawan di gereja tua berdinding lapuk yang berjuluk Romo , mengelabui Coban Supit Urang yang ditelisik dengan hidangan menggugah buatan Tacik , dan mengulur Pantai Tiga Warna supaya picisannya segera sirna. namun racaunya terhenti di jalan buntu Sumber Pitu Tumpang. "apa ya